Rakyatmerdeka.co – News Jakarta Tangerang Tradisi keramas bersama-sama mendekati bulan Ramadhan kembali ditunaikan warga Kota Tangerang di Sungai Cisadane, Minggu (5/6/2016) sore.
Beberapa puluh sampai beberapa ratus warga yang memadati tepi Sungai Cisadane dari Jalan Perintis Kemerdekaan ke arah lokasi wisata Pasar Lama itu semasing sudah memegang sampo sachet dengan gayung di tangannya.
” Ini adalah kebiasaan tahunan dari nenek moyang warga Kelurahan Babakan, ” kata Lurah Babakan Abu Sofiyan sebelum saat membuka acara itu.
Dimulai dengan anak-anak dibawah sepuluh tahun sampai orang dewasa memadati tepi Sungai Cisadane tempat tradisi keramas dilaksanakan. Tempat acara keramas bersama-sama diadakan persis di tepi Sungai Cisadane yang dapat ditempuh dengan tangga turun serta tempat berdiri memiliki bahan semen selebar tiga hingga empat mtr. yang bersebelahan langsung dengan sungai.
Sesudah Abu berikan kata sambutan, acara keramas berbarengan juga diawali. Warga berbaur membasahi dianya dengan air dari Sungai Cisadane lantas menuangkan sampo sachet yang telah mereka bawa masing-masing sebelumnya.
Puluhan anak kecil yang telah mengerubungi tempat keramas bersama terlebih dulu kelihatan basah dikarenakan mereka ” colong start ” dengan langsung ” nyebur ” ke sungai. Baik anak lelaki ataupun wanita, keduanya sama bermain air sambil menanti orang dewasa membawakan gayung serta sampo buat mereka.
Mereka yang terjun ke sungai seolah tak takut pada dalamnya dasar Sungai Cisadane. Umumnya dari anak-anak itu tampak telah pakar dalam berenang. Walau demikian, pihak Kelurahan Babakan tetaplah turunkan beberapa pengawas yang ditugasi melindungi supaya tak ada warga yang tenggelam saat berenang disana.
Tak kalah ramai dengan anak-anak, orang dewasa juga turut mengguyur sendiri dengan air sungai serta mengeramasi kepalanya masing-masing. Satu diantara warga, Dedi (37), mengakui baru kali ini turut keramas bersama-sama walau telah lama tinggal sebagai warga RW 02 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
” Saya paling akhir main air di sungai itu pas SD saat ini baru ngedapetin nyebur lagi. Ini sama istri serta anak saya, ” papar Dedi sembari mengelap kepala serta membereskan rambutnya yang basah.
Dedi berniat turut tradisi keramas tahun ini lantaran menginginkan turut dan melanjutkan tradisi pendahulunya di Kelurahan Babakan yang setiap tahun senantiasa keramas bersama ketika memasuki bulan ramadhan.
Abu menerangkan, tradisi keramas ini awalannya dikerjakan oleh warga setempat dengan memakai merang, yaitu benih padi dari hasil panen yang dibakar lantas abunya dilewatkan semalam untuk lalu jadikan bahan alami perawatan rambut. Tetapi, dikarenakan merang saat ini telah sudah didapat, jadi ditukar dengan sampo saja.
Setiap rutinitas keramas bersama-sama di gelar, ada pesan moral yang ingin di sampaikan pada warga. Pesan itu lebih sebagai pengingat supaya warga bisa menyiapkan diri, termasuk juga bersihkan diri, mendekati bln. Ramadhan yang bakal tiba sebentar lagi.
” Keramas juga sebagai lambang kegembiraan menyongsong bln. suci Ramadhan. Diluar itu, dengan keramas, warga juga di ajak untuk menghormati serta memelihara Sungai Cisadane yang hingga sekarang ini masihlah dipakai sebagai sumber air baku orang-orang Tangerang serta mengingatkan agar tak buang sampah sembarangan ke sungai, termasuk juga untuk pengusaha agar tak buang limbah ke sungai, ” tutur Abu.
Sesudah keramas berbarengan, warga bakal di ajak untuk ikuti rangkaian acara yang lain dalam rencana menyongsong bln. Ramadhan. Acara di gelar di masjid paling dekat dengan ikut mengajak warga yang telah merampungkan keramasnya.