RAKYAT MERDEKA — Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mengatakan, pada awal Juli 2022, Kota Bandung telah masuk pada musim kemarau basah yang berpotensi bencana.
Saat ini, wilayah Bandung masih sering diguyur hujan serta panas di siang hari. Mengapa ini bisa terjadi?
“Hal ini karena musim kemarau tahun ini bersifat basah, atau kemarau dengan curah hujan 40 persen-100 persen di atas normalnya,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (30/7).
BMKG juga memberikan himbauan, agar warga tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Misalnya saja seperti hujan disertai angin, banjir genangan, dan angin kencang.
Bencana hidrometeorologi sendiri diakibatkan karena adanya parameter-parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin. Contohnya saja seperti, banjir, badai, angin kencang, dan tanah longsor.
Untuk menghadapi cuaca ekstrem ini, warga pun diminta untuk selalu memantau informasi perkiraan cuaca. Warga juga harus memantau peringatan dini pada aplikasi dan kanal media sosial BMKG sebelum beraktivitas.
Apabila terjadi hujan lebat dan angin kencang, hindari beraktivitas di luar ruang, berteduh di bawah pohon, serta menjauhi tiang listrik, menara atau sesuatu yang mudah tersambar petir.
Bukan hanya itu, diimbau juga untuk berlindung pada bangunan gedung kerika terjadi hujan lebat yang disertai kilat dan petir.
Kemudian, hal terpenting lainnya adalah memeriksa kendaraan sebelum beraktivitas. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisinya aman digunakan.
Selain risiko hujan lebat, angin kencang dan petir, hujan dengan durasi yang panjang juga bisa menimbulkan potensi bencana banjir dan tanah longsor.
Oleh sebab itu, guna mengantisipasi hal tersebut, warga diminta memasukkan surat-surat berharga dalam bentuk dokumen digital atau softcopy, dan juga mencatat nomor darurat serta menginformasikan kepada seluruh keluarga.
“Perlu dipersiapkan juga barang bawaan jika harus melakukan evakuasi. Segera amankan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi, matikan jaringan listrik, dan siapkan tas siaga bencana,” terang Rahayu.
Hujan Lebat di Bandung
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jumat (29/7), terjadi hujan berkategori sedang-lebat yang disertai dengan angin dan petir di wilayah Bandung selatan, perbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan bergerak ke arah barat menuju Kabupaten Bandung Barat.
Diperkirakan, hujan sudah berlangsung kurang lebih selama 40 menit. Penyebab utama hujan ini adalah labilitas atmosfer. Di mana atmosfer yang tidak stabil membuat adanya pertumbuhan awan Cb secara lokal.
Data dari Lifted Index menunjukan angka -2 hingga -4 di wilayah sekitar Bandung. Ine menunjukan, bahwa atmosfer sekitar Kota Bandung saat siang tidak stabil, dan berpotensi untuk terjadi pertumbuhan awan konvektif seperti awan Cb.
Tak hanya itu, data K index juga menunjukkan nilai antara 33 hingga 35. Di mana kondisi atmosfer di sekitar Kota Bandung juga dalam kondisi yang lembab dan berpotensi untuk tumbuhnya awan konvektif.