RAKYAT MERDEKA — Kuasa Hukum keluarga dari Brigadir J mengatakan, jika ada empat bekas luka tembak di sekujur tubuh Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak berdasar dari catatan tim dokter keluarga yang mengikuti jalannya autopsi ulang.
Kamaruddin menyebutkan, tim dokter keluarga tersebut terdiri dari satu dokter umum dan satu magister kesehatan. Ia juga mengklaim catatan keduanya juga sudag disahkan oleh kantor notaris.
“Ada empat peluru tembus atau diduga peluru,” terangnya pada awak media di Bareskrim Polri, Selasa (2/8).
Dugaan luka tembak yang diterima Brigadir J
Kamaruddin menduga jika luka tembakan pertama yang diterima Brigadir J berasal dari bagian belakang kepala. Yang mana kemudian tembus ke arah hidung.
“Setelah dibotak ditemukan bekas lem. Lem dicopot lalu ditusuk ke arah mata, mentok, tak tembus,” ujarnya.
“Ketika disonde atau ditusuk ke arah hidung tembus. Berarti tembakan dari belakang tembus ke puncak hidung. Itu yang waktu itu saya tunjukkan gambarnya dijahit. Itu tembakan pertama,” tambahnya.
Dugaan yang dia sampaikan selanjutnya adalah, tembakan kedua yang diterima Brigadir J. Yaitu dari bawah leher menuju bagian bibir bawah. Pasalnya, berdasarkan catatan tim dokter yang diutus keluarga, ketika bagian tersebut disonde langsung tembus ke bibir bawah.
Kemudian, dugaan untuk lokasi tembakan ketiga, adalah dari dada kiri tembus ke belakang. Sebab, saat di dalami dengan ditusuk, lubang dada kiri itu juga ternyata tembus ke belakang.
“Tembakan keempat, dari pergelangan dalam ditusuk tembus keluar. Jadi empat peluru tembus, atau diduga peluru,” terangnya.
Sementara itu, terpisah Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo meminta supaya seluruh pihak untuk bisa menunggu hasil pemeriksaan yang kini masih dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
“Nanti nunggu hasil lab di PDFI yang berkompeten untuk menyampaikan,” ujarnya.
Insiden saling tembak
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Brigadir J tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo, di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Akan tetapi, peristiwa tersebut baru diungkap pada Senin (11/7).
Polisi mengatakan, jika insiden penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Sambo.
Polisi menjelaskan, saat itu Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E.
Namun, tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara itu, tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
Kapolri sendiri sudah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga telah melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus tersebut.