RAKYAT MERDEKA — Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo akan memberikan santunan sebesar Rp50 juta pada masing-masing korban jiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
“Presiden juga sebagai tanda belasungkawa meskipun tentu hilangnya nyawa setiap orang tidak bisa dinilai uang berapapun harganya. Tapi presiden berkenan untuk juga memberi santunan kepada setiap korban jiwa itu sebesar Rp50 juta,” kata Mahfud MD dalam keterangan pers, pada Senin (3/10).
Mahfud menyatakan, bahwa santunan tersebut akan segera diberikan usai pihaknya mencocokkan semua data administratif dengan Pemda atau dengan lembaga-lembaga lain yang terlibat di dalamnya.
Bukan hanya itu, Mahfud berharap santunan tersebut tidak dilihat dari jumlahnya saja. Melainkan sebagai bentuk empati kepala negara serta kehadiran negara untuk para korban.
“Saya ingin menyampaikan salam kembali dari bapak Presiden Indonesia. Mudah-mudahan apa yang disampaikan nanti sebagai santunan oleh bapak presiden, sebesar 50 juta untuk masing-masing korban yang jumlah 125 korban mudah-mudahan itu dilihat sebagai tanda empati dan kehadiran negara. Tidak dilihat jumlahnya, tapi empati kepala negara dan kehadiran negara,” terang Mahfud.
“Kita enggak akan birokratis. Kita minta data ini benar atau enggak. Besok atau besok lusa dananya bisa kita eksekusi. Itu enggak akan lama,” tambahnya.
Menteri Menko Polhukam tersebut juga berjanji, secepatnya santunan itu akan diberikan tanpa melalui proses birokrasi yang panjang. Di mana Pemerintah hanya butuh untuk mencocokkan data korban jiwa.
“Pencocokan data enggak lama. Kita tinggal minta data ke pemda memastikan 125 orang itu namanya dan ini alamatnya. Cuma itu aja ga terlalu lama,” ujarnya.
Kemudian, dipastikan pula oleh Mahfud, untuk para korban yang dirawat di rumah sakit akan dibebaskan dari biaya. Di mana negara akan menanggung sepenuhnya pembiayaan para korban.
“Tinggal nanti diurus secara administratif. Nanti negara yang menanggung itu,” ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan
Seperti diberitakan, tragedi Kanjuruhan Malang telah menewaskan 125 orang dan ratusan lainnya terluka. Insiden ini sendiri dipicu oleh kekalahan sang tuan rumah yakni Arema FC dari Persebaya dengan skor 2-3.
Tidak bisa menerima kekalahan, suporter Arema FC pun marah. Mereka lalu menerobos masuk ke lapangan.
Upaya ini pun dihalau polisi. Para petugas kemudian menembakkan gas air mata ke arah penonton yang berlari ke lapangan dan penonton di tribun.
Gas air mata ini pun memicu kepanikan yang membuat penonton berdesakan keluar stadion.
Sebagian dari mereka terjatuh karena mengalami sesak nafas, kemudian terinjak-injak dan tewas di dalam stadion. Sebagian dari penonton yang lain tewas ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Namun hingga sekarang para korban tewas diberitakan bertambah.