Rakyat Merdeka — Seorang mahasiswi kedokteran di Rusia tega membunuh dan mengambil jantung ibu kandungnya diduga karena pengaruh obat-obatan terlarang.
Menyadur laman Mirror, pada Rabu (16/12/2020) Anna Leikovic, yang juga seorang selebgram juga dituduh mengambil organ dalam lainnya termasuk paru-paru dan usus menggunakan pisau dapur.
Wanita berusia 21 tahun dari Comrat, Moldova tersebut, dikatakan mandi dengan tenang sebelum pergi menemui pacarnya.
Leikovic menikam ibunya, Praskovya Leikovic (40) saat akan pergi bersama sang pacar dan diduga marah karena pengaruh obat-obatan terlarang.
“Dia menikam ibunya dengan pisau dan kemudian memotong jantungnya ketika masih hidup,” kata seorang sumber dari kepolisian, lapor surat kabar Komsomolskaya Pravda.
Tersangka kemudian memutuskan untuk merobek jantung dari dada wanita yang sekarat tersebut, tambah sumber kepolisian.
“Sulit dipercaya tapi dia memotong hati dalam arti yang paling harfiah,” sumber polisi menambahkan.
Mahasiswa kedokteran yang memiliki 9.400 pengikut di Instagram tersebut, mengikuti pengadilan setelah ditahan oleh pihak berwenang.
Ditanya oleh seorang jurnalis tentang apakah dia telah membunuh dan memutilasi ibunya, dia tertawa dan menjawab: “Selamat tinggal.”
Sebuah laporan mengatakan bahwa ibu tersangka baru pulang bekerja dari Jerman dan menemukan putrinya menggunakan narkoba.
Ibu tersangka kemudian berencana untuk memberikan perawatan rehabilitasi kepada anaknya tersebut, namun ditolak.
Tetapi pamannya, Vladimir, membantah bahwa keponakannya tersebut telah direhabilitasi.
“Ini adalah keluarga yang sangat baik,” katanya.
Vladimir menjelaskan bahwa Praskovya sangat mencintai putrinya, dan ia menghabiskan sebanyak mungkin waktu bersamanya.
“Butuh dua jam bagi polisi untuk memberi tahu saya bahwa Anna adalah tersangka utama.” jelas Vladimir. “Saya bahkan tidak bisa membayangkan ini.” sambungnya.
Juru bicara polisi Lyubov Yanak mengatakan:
“Ia adalah tersangka utama, tidak ada kemungkinan tersangka lain. Penyelidikan menyeluruh diperlukan untuk mengklarifikasi motif pembunuhan itu.”