Rakyat Merdeka — Banyak orang tertantang makan mi instan superpedas yang terkenal asal Korea, tetapi banyak orang juga yang akhirnya tidak tahan dengan pedasnya.
Di antara mereka adalah influencer yang membuat konten ulasan video yang tak jarang mendorong rasa penasaran para penontotnnya.
Salah satu yang terpengaruh mencobanya adalah Reemul, seorang warga London yang membeli makanan pedas itu di Amazon.
Dia membagikan pengalamannya di media sosial dan bercerita bahwa telinganya mengalami tuli sebagian selama dua hari setelah dia merasakan kepedasan karena sebungkus Samyang, mi pedas Korea.
Dia mengungkapkan, mi itu terasa seperti “lava yang menetes ke perutnya”, seperti yang dilansir laman World of Buzz pada Sabtu (16/1/2021).
Rasa penasarannya membuncah ketika ia melihat Matt Stonie, seorang YouTuber dan hobi makan banyak asal Amerika, yang memakan Samyang 15 bungkus di channel-nya.
Pria London itu mengatakan, padahal makanan pedas sudah familiar baginya sejak usia dini. Namun, pedasnya mi instan Korea itu sudah tidak bisa ditoleransi oleh tubuhnya. Bahkan, ia menggambarkan pedasnya seperti api neraka.
“Gigi saya terasa mati rasa, dan tenggorokan saya menutup saat lava (mi) menetes ke perut saya,” ungkapnya.
“Tidak ingin menyerah di suapan pertama, aku makan lagi dan lagi, mencoba menahan rasa sakit,” lanjutnya.
“Akhirnya, setelah makan setengah mangkuk, saya menyerah, merasa kecewa pada diri saya sendiri,” katanya.
Namun, rasa sakitnya tidak berakhir di situ, karena Reemul mengatakan bahwa makanan pedas itu membuat tubuhnya mati rasa. Bagian dalam tubuh serta wajahnya terasa panas, tetapi minya juga enak, katanya.
Keesokan harinya dia benar-benar merasakan sakit di telinga kirinya setiap kali dia menyentuhnya dan itu semakin parah seiring berjalannya waktu.
“Selama akhir pekan, saya masih tidak bisa mendengar dengan baik dari telinga kiri saya, dan beberapa dengingan mulai terasa,” ujarnya.
Ia kemudian mengetahui bahwa vlogger lain di Indonesia menghadapi masalah yang sama. Kemudian, ia mengatakan bahwa rasa sakit maupun tulinya berkurang dalam tiga hari setelah ia makan mi itu “rasa lava”.