Rakyatmerdeka. co – Semarang – Pemerintah Denmark serius akan membantu pengelolaan sampah menjadi daya listrik di Kota Semarang seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Ditargetkan pada tahun 2018, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Semarang sudah mulai bisa beroperasi dan telah menghasilkan 1,3 megawatt listrik.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge menyampaikan saat ini tahapan pembangunan masih sampah-di-tpa-semarang-berguna-untuk-menghasilkan-13-megawatt-listrik-di-tahun-2018tetap dalam penyiapan tempat untuk pembangkit listrik yang di ambil dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang.
” Masih tahap penyiapan tempat. Gagasannya tahapan lelang sarana instalasi kita mulai pada Oktober 2016, ” kata Casper selesai pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Selasa (21/6/2016).
Pemerintah Denmark memberi dana hibah sejumlah USD 3 juta untuk proyek PLTSa itu. Dalam pertemuan itu disetujui Pemkot Semarang mesti membuat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola serta bekerja sama dengan PLN untuk mendistribusikan listrik ke pembeli.
Diluar itu Pemkot Semarang juga harus membuat akses jalan menuju tempat pembangkit listrik. Sedangkan pemerintah pusat dalam urusan ini Kementerian PUPR akan sediakan ruang baru untuk pembuangan sampah.
” Semarang kali ini akan menjadi pilot project yang akan direalikasikan di lokasi lain, ” tandas Casper.
Sistem uji kelayakan serta pembuatan Detail Engineering Design (DED) telah diawali bulan Juni 2016 ini. Selanjutnya bakal dilanjutkan dengan lelang dan tandatangan kontrak sampai akhir tahun 2016. Tahun 2017 pengkajian design sampai pembangunan konstruksi di mulai termasuk juga melakukan training untuk staf serta karyawan.
” Fisik tahun 2017, ditargetkan selesai dan akan menjual ke PLN pada tahun 2018, ” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Hendrar yang akrab disapa Hendi itu menyambut baik hibah yang di berika dalam bentuk perhatian Pemerintah Denmark untuk pengelolaan sampah di Indonesia. Disamping itu, selain sampah yang dikelola, bakal ada 600 hingga 700 kepala keluarga yang memperoleh listrik dari PLTSa.
” Ini kesempatan bagus serta ini hibah bantuan dari pemerintah Denmark, jadi tak ada hubungan kerja atau ikatan investasi, namun murni bantuan, ” pungkas Hendi.
Berhubbunbgan dengan BUMD, Hendi menerangkan pihaknya telah bekerjasama dengan dewan. BUMD itu bakal menjualkan listrik yang dihasilkan PLTSa ke PLN untuk didistribusikan. Hasil penjualan bakal jadi pemasukan BUMD.
” Sampah yang dikelola bakal menghasilkan listrik, lalu listrik di jual ke PLN serta didistribusikan. Hasil jual itu akan menjadi pemasukan BUMD. Biaya dari Denmark itu murni tak perlu ditukar, ” tegasnya.
Di ketahui sesuai dengan Perpres nomor 18 tahun 2016, diputuskan 7 kota untuk pilot project pembangunan PLTSa yakni Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, serta Makassar.
Di Semarang, tepatnya di TPA Jatibarang, sampah yang dihasilkan meraih 700 sampai 800 ton /hari. Nanti pembangkit listrik bakal di bangun di tempat seluas 8 hingga 10 hektar terbagi dalam zona aktif serta tak aktif.(rm)