RAKYAT MERDEKA – Pihak manajemen dari restoran waralaba Gacoan di Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta memutuskan memberhentikan enam karyawannya akibat dari peristiwa penggerudukan ratusan pengemudi ojek online (ojol), Sabtu (13/11) kemarin.
Mutiara Nur Aisyah selaku manager restoran tersebut menjelaskan, keenam karyawan yang diberhentikan tersebut adalah mereka yang berselisih paham dengan pengemudi ojol, sebelum berujung penggerudukan di resto hingga Minggu (14/11) dini hari.
“Iya, jadi untuk kru yang bersangkutan kami nonaktifkan semuanya. Nonaktif permanen, ya diberhentikan,” kata Mutiara, Senin (15/11).
Menurut Mutiara, keenam pegawai itu dinilai bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa resto mereka kemarin. Diberhentikannya keenam pegawai tersebut juga didasarkan pada kesepakatan antara pihak manajemen rumah makan dan pihak ojol.
“Dan memang sebagai punishment juga, karena kan tragedi (penggerudukan) masih di area resto dan masih membawa atribut resto,” tambahnya.
Mutiara juga mengungkapkan, jika keenam orang tersebut sudah menerima keputusan pemberhentian ini. Menurutnya, pihak manajemen juga tidak keberatan dengan pemasangan garis polisi di sekitar restoran.
Pembukaan Kembali Restoran
Manajemen akan menerima seluruh rekomendasi dari aparat yang sedang disusun agar restoran boleh kembali beroperasi di waktu mendatang.
“Kami akan tetap mengikuti prosedur demi kebaikan bersama. Untuk sekarang masih tutup, jika akan diizinkan pun pasti kita akan mengikuti persyaratannya. Sudah kami lakukan dengan (perangkat) kecamatan setempat dan polisi juga,” terangnya.
Secara terpisah, Kapolsek Gondokusuman Kompol Surahman mengatakan, garis polisi akan dipasang di luar resto sampai muncul rekomendasi terkait operasional rumah makan tersebut. Tidak hanya itu, juga disusul oleh implementasi sebagai bentuk pembenahan dari manajemen.
“Sampai pembenahan manajemen, rekomendasi operasional di kecamatan. Tapi nanti dievaluasi juga ke depan,” imbuh Surahman saat dihubungi, Senin (15/11).
Awal Kejadian
Diberitakan sebelumnya, sebuah resto digeruduk ratusan pengemudi ojol, pada Sabtu (13/11) malam hingga Minggu (14/11) pagi.
Aksi ini dipicu keributan antara beberapa pegawai resto dengan pengemudi ojol yang menerima order di tempat tersebut, Sabtu (13/11) siang.
“Ada masalah keterlambatan pada pesanan ojol, karena juga dari operator menyampaikan ada trouble,” ujar Surahman, Minggu (14/11).
Surahman menilai, pihak resto berupaya tetap melayani pesanan milik ojol tersebut. Akan tetapi, pengemudi ojol terlanjur emosi.
“Tapi mungkin ojolnya kesal karena terlalu lama lalu kursi plastik gitu dan ada kata-kata yang akhirnya jadi perselisihan itu,” jelas Surahman.
Surahman mengatakan, perselisihan antara kedua belah pihak sebenarnya hanya sebatas adu argumen saja dan tidak ada kontak fisik. Akan tetapi, permasalahan ini terlanjur meluas dan akhirnya berujung penggerudukkan di resto tersebut oleh ratusan ojol sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari.
Pihak Kapolsek sendiri menegaskan, jika persoalan ini sebenarnya tak seheboh seperti berita yang beredar di media sosial. Bahkan permasalahan ini sudah diselesaikan lewat mediasi oleh jajarannya. Surahman juga mengungkapkan jika kedua belah pihak sepakat mengakhiri masalah ini dengan damai.