Rakyatmerdeka.co – Garuda Indonesia memilih mantan eksekutif telekomunikasi Irfan Setiaputra sebagai presiden direktur baru. Setelah CEO maskapai sebelumnya dipecat karena diduga menyelundupkan sepeda motor Harley-Davidson klasik dalam penerbangan ke Jakarta.
Pada pertemuan umum pada hari Rabu (22/1), pemegang saham juga memutuskan untuk mempertahankan CEO sementara Fuad Rizal sebagai direktur keuangan. Sementara memilih Triawan Munaf, mantan kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia sebagai ketua.
Irfan Setiaputra (55) bergabung dengan Sigfox Indonesia dan sebelumnya adalah CEO PT Industri Telekomunikasi Indonesia.
Tantangan bagi CEO baru termasuk memulihkan reputasi Garuda dan menurunkan biaya leasing Garuda Indonesia ini lebih banyak menghabiskan biaya sewa pesawat sebagai persentase pendapatan daripada rekan-rekan globalnya.
“Penunjukan CEO baru untuk Garuda Indonesia dapat membantu menghilangkan salah satu ketidakpastian utama di perusahaan,” kata Jessica Pratiwi, seorang analis di RHB Securities Indonesia. “Investor dan rakyat menaruh harapan di tangan Irfan Setiaputra supaya tata kelola bisa ditingkatkan.”
Baca Juga: Iran Konfirmasi Dua Rudal Rusia Mengenai Pesawat Ukraina
Irfan Setiaputra adalah CEO keempat Garuda sejak Emirsyah Satar mengundurkan diri pada tahun 2014. Emirsyah Satar dikreditkan dengan membalikkan maskapai dan memulihkan kredibilitasnya. Meskipun kemudian ia ditangkap karena korupsi.
Garuda Indonesia kemudian melaporkan kerugian bersih dalam tiga dari lima tahun hingga 2018. Dengan sekitar seperempat pendapatan dibelanjakan untuk penyewaan pesawat, rasio tertinggi di antara semua maskapai di dunia, menurut data yang dikumpulkan. I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dipecat pada bulan Desember.
“Prioritas utama sekarang adalah untuk memastikan rute internasional yang menguntungkan dan mempertahankan biaya sewa,” kata Lee Young Jun, seorang analis di PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Manajemen baru akan membutuhkan fokus yang lebih tajam pada pemanfaatan armada, menurut Gerry Soejatman, seorang analis penerbangan dan penasihat teknis di NeoSky Aviasi Digital. Pihak Garuda Indonesia mengatakan akan membatalkan pesanan 49 pesawat Boeing Co 737 Max, yang telah mendarat secara global sejak Maret setelah dua kecelakaan mematikan. Termasuk penerbangan PT Mentari Lion Airlines yang jatuh ke Laut Jawa pada 2018. Garuda belum memutuskan bagaimana cara mengganti pesanan, yang dipesan untuk berhasil model 737-800 yang lebih tua.
“Bapak Irfan Setiaputra perlu menempatkan pesawat dalam armadanya dengan cermat. Banyak pesawat Garuda yang sudah tua sehingga tidak efisien untuk diterbangkan,” kata Gerry Soejatman. “Hal ini harus dilakukan demi meningkatkan kualitas persaingan dan profit.”