Rakyatmerdeka – Berita News, Bisnis penjualan unmanned aerial vehicle (UAV) semakin menjanjikan. Salah satu penyebabnya, dari catatan Komunitas Drone Indonesia, makin besarnya para pengguna piranti yang dikenal juga sebagai pesawat tanpa awak atau drone ini.
Memperoleh data dari komunitas itu, pelaku maupun penggemar fotografi ada di puncak pengguna. Angkanya mencapai 75,1 persen. Menyusul di bawahnya merupakan pelaku rekreasi, perjalanan, dan pariwisata di angka 59,68 persen.
dan 58,7 dari pengguna UAV di Indonesia merupakan para pembuat film. selanjutnya, dunia industri memperoleh angka 37,55 persen. Paling besar adalah dunia olahraga di posisi 17,79 persen.
Maraknya penggunaan pesawat tanpa awak ini ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh Frost & Sullivan bahwa pada 2014, konsumen mengeluarkan dana hingga 720 juta dollar AS untuk pembelian pesawat tanpa awak di seluruh dunia. Seperti dikutip dari CNBC, jumlah itu seimbang dengan volume penjualan sebesar 200.000 unit pesawat nirawak per bulan. Diprediksikan, jumlah itu akan meningkat dua kali lipat pada tahun ini. Studi yang sama memprediksikan, pada 2020, belanja pesawat nirawak akan mencapai 4,5 miliar dollar AS per tahun.
Selain itu, menurut pandangan Marketing Manager PT Pasific Teknologi Indonesia Juan Andreas di Jakarta, Sabtu,(28/5/2016), penggunaan UAV juga menular ke industri agrikultural dan perkebunan. “Penggunaannya untuk pemetaan lahan tanaman mulai dari perawatan dan lahan siap panen,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa pihaknya sedang meluncurkan generasi keempat UAV Phantom4 DJI yang memiliki video 4K dan sensor pendeteksi rintangan.
Militer, tambah Juan Andreas juga mengunakan UAV untuk mengawasi daerah perbatasan antarnegara. “Kawasan ini kan rentan dengan konflik,” ujar Juan Andreas.