Rakyat Merdeka – Sebuah studi baru sudah meng-highlight satu manfaat kesehatan yang potensial dari olahraga: menurunkan resiko kanker.
Dipublikasikan pada hari Kamis (26/12) di Journal of Clinical Oncology, studi ini menganalisis data dari 750.000 orang dewasa di AS, Eropa, dan Australia. Studi ini menemukan bahwa jumlah aktivitas fisik yang direkomendasikan memiliki kolerasi dengan resiko penyakit kanker yang lebih rendah.
Jenis-jenis kanker yang dikolerasikan adalah kanker usus besar, payudara, ginjal, hati, mieloma, endometrium, dan limfoma non-hodgkin.
Jumalh penelitian sebelumnya menyimpulkan hal yang serupa. Dalam analisis terbaru, para peneliti menggali lebih dalam hubungan antara jumlah aktivitas fisik dan seberapa besar penurunan resikonya.
Tingkat olahraga yang direkomendasikan menunjukkan kisaran manfaat potensial. Mulai dari resiko kanker payudara yang turun sebesar 6% – 10% hingga penurunan resiko kanker hati sebesar 18% – 27%.
Dengan beberapa kanker, sebagian besar pengurangan resiko terlihat dengan tingkat aktivitas yang direkomendasikan. Dengan kanker lain, penelitian ini menemukan bahwa aktivitas yang jauh diatas rekomendasi saat ini bisa berkolerasi dengan tingkat resiko terendah.
Ini mungkin mencerminkan perbedaan penting dalam mekanisme biologis yang mendasar untuk jenis kanker yang berbeda, menurut peneliti.
Mereka merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan latihan aerobik setidkanya selama 150 menit per hari dengan intensitas sedang.
Ketika menyesuaikan dengan index massa tubuh, hubungan antara kanker endometrium dan olahraga menghilang. Namun, ini memiliki “efek terbatas” pada jenis kanker lainya. Selain itu, hubungan yang signifikan untuk limfoma non-hodgkin hanya terlihat pada wanit. Hal yang sama berlaku untuk kanker usus besar pada pria.
Baca Juga: Kepolisian Afghanistan: Taliban Menculik 26 Aktivis Perdamaian
Para pakar mengatakan bahwa ada faktor lain juga yang menyebabkan penurunan resiko kanker pada tubuh seseorang, bukan hanya sebatas aktivitas fisik saja.
National Cancer Institute memiliki bukti substansial bahwa tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi terkait dengan rendahnya resiko kanker. Namun, orang yang tidak aktif secara fisik bisa memiliki perbedaan tingkat resiko. Mislanya, bila seseorang merasa tidak enak badan, mereka mungkin tidak banyak melakukan olahraga. Namun, kadang-kadang orang merasa tidak enak badan karena mereka memiliki kanker yang tidak terdiagnosis.
Beberapa faktor lain yang dikaitkan dengan resiko kanker adalah merokok, pola makan, dan obesitas.