Rakyatmerdeka. co – Korupsi yang menggila membuat setiap negara berbenah. Lembaga anti rasuah memberondong para pelaku, tidak kecuali dari kelompok pejabat militer.
Seperti di China, rezim Presiden China Xi Jinping dinilai efisien ‘membantai’ hal itu. Dibuktikan dengan adanya banyak yang dari mereka (tersangka) untuk memilih jalan bunuh diri. Aksi nekat itu dilakukan,karena nama mereka yang terpampang jelas di media masa. Maling uang negara itu ketakutan jika harus dicokok polisi serta mati dihadapan regu tembak. Alasannya selain malu, mereka juga bisa melindungi keluarga mereka agar tak turut dihukum apabila kasusnya di buka lebar.
Tidak kecuali di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu bergerak aktif serta tak pandang bulu. Berikut kabar berita Lima jenderal militer yang melakukan korupsi yang kita rangkum.
1. Korupsi jenderal China, uang haram perlu satu minggu untuk dihitung
Dikabarkan CNN Money, Selasa (21/4/2015), mencatat sebagian koruptor kakap di badan militer yang telah dicokok tim pemerintah. Salah nya ialah Jenderal Xu Caihou.
Harta haram sang jenderal yang diambil alih mencakup segepok uang tunai, tumpukan kotak perhiasan, patung emas 24 karat. Itu baru sebagian harta korupsinya yang diambil alih oleh penyidik korupsi China. Dia terbukti menerima sogokan agar perwira agar cepat naik pangkat.
” Jumlahnya begitu masif, tidak pernah terjadi sebelumnya selama sejarah perjalanan China, ” tutur salah satu sesumber di pemerintahan.
Xu tertangkap dengan tanda bukti lebih dari satu ton uang tunai di dalam tempat tinggalnya. Jenderal angkatan darat ini juga mempunyai simpanan tersembunyi seperti permata.
Karena sangat banyak harta yang ditimbun oleh Xu, perlu satu minggu untuk mengkalkulasi keseluruhan korupsi yang dia lakukan. Pemerintah China mengerahkan 12 truk manfaat mengambil alih uang sogokan Xu.
2. Jenderal ini dihukum mati Dikarenakan korupsi
Letnan Jenderal Gu Junshan (58 tahun) di pastikan memperoleh vonis mati, dikarenakan penyidikan di Mahkamah Militer menyimpulkan beliau menerima suap ” dengan jumlah sangat besar “. Pengembangan masalah telah dilakukan mulai sejak tahun lalu, hingga akhirnya komplit bulan ini.
Junshan, yang merupakan pejabat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), insitusi militer yang paling berpengaruh di China. Apabila dibanding Indonesia, jabatannya setara KASAD.
Selain menilap sebagian aset angkatan darat, ternyata Junshan memiliki belasan rumah mewah di berbagai propinsi. Bahkan juga satu diantara rumahnya di Propinsi Henan meniru gaya rumah kaisar China, dengan pilar bersepuh emas asli 24 karat.
Perwira yang dahulu sangat ditakuti ini telah diincar mulai sejak 2012. Perubahan presiden buka semuanya boroknya.
3. Mantan jenderal dipenjara seumur hidup
Guo Boxiong divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Beijing. Dia terbukti menerima suap untuk merekayasa kenaikan pangkat perwira menengah di Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
BBC melaporkan, Selasa (26/7), pria 74 tahun itu ditahan mulai dari akhir tahun lalu. Selain divonis penjara, semua aset kekayaan Boxiong diambil alih oleh negara. ” Terpidana tak ajukan banding dan menerima semua putusan hakim, ” seperti diambil dari laporan kantor berita Xinhua.
Selama kurun 2002-2012, Boxiong merupakan Wakil Ketua Dewan Kepangkatan PLA. Pada saat yangsama, dia juga mempunyai jabatan di Politbiro Partai Komunis China. Mulai sejak 2015, statusnya sebagai anggota partai dicoret dikarenakan kejaksaan memeriksanya atas sangkaan korupsi.
4. Peru pecat 30 jenderal polisi kasus korupsi
Tak lama sesudah menjabat Juli 2011 silam, Presiden Peru Ollanta Humala segera membuat dobrakan baru untuk memberantas korupsi di negaranya. Dia memberhentikan 30 dari 45 jenderal di instansi kepolisian.
Surat berita milik pemerintah, El Peruano, melaporkan mereka yang diberhentikan dikarenakan disangka ikut turut serta korupsi tersebut termasuk juga Kepala Kepolisian Peru Jenderal Raul Bacerra. Dia digantikan oleh Jenderal Raul Salazar yang kepamorannya meroket di waktu pemerintahan presiden sebelumnya, Alan Garcia.
” Kita mesti buang para pejabat korup yang mencemarkan nama polisi, ” kata Jenderal Salazar, seperti ditulis koran the New York Times, Oktober 2011 lalu. ” Tak perduli Anda mencuri satu sol atau lebih. ” Sol mengacu pada mata uang Peru.
Kepolisian menjadi satu diantara instansi paling korup di negara Amerika Latin itu. Berdasarkan pada Indeks Persepsi Korupsi ditulis Transparency International, Peru tahun lalu menempati peringkat ke-80 dengan score 3, 4.
Posisi ini masih jauh lebih baik daripada Indonesia yang ada di rangking keseratus dengan nilai 3, 0. Transparency International Indonesia juga meletakkan Kepolisian Republik Indonesia sebagai satu diantara instansi terkorup di negara ini. Banyak masalah melibatkan beberapa pejabat Polri, seperti rekening gendut serta paling akhir simulator SIM (Surat izin Mengemudi).
Tetap saja gebrakan Presiden Humala di anggap belum cukup. ” Saya merasa ada sedikit salah perlakuan dikarenakan mereka tak mengatakan siapa dipensiunkan dikarenakan umur atau siapa yang akan di ganti di sebabkan ikut serta dalam kasus korupsi, ” tutur Jenderal Horacio Huivin Grandez, 56 tahun. Sisanya petinggi antinarkotika ini termasuk juga yang diberhentikan.
Wakil Presiden Peru Omar Chehade membela kebijakan Presiden Humala. Dia mengungkap selama beberapa minggu, Humala berbarengan menteri dalam negeri serta menteri pertahanan mengevaluasi kemampuan polisi sebelum keputusan masalah pemecatan besar-besaran itu keluar.
Hebatnya lagi, kebijakan Presiden Humala itu terkuak sebelum beberapa jenderal korup itu menjadi terdakwa, baru sebatas tersangka.
5. Jenderal Korup Terbesar Sejagat
Jenderal Besar TNI (Purna) H. M. Soeharto yang juga seseorang Presiden ke-2 Republik Indonesia yang menguasai pemerintahan sepanjang 32 tahun ini di ketahui sebagai ‘bapak pembangunan’.
Tetapi, dibalik jasa-jasanya, hampir semua instansi internasional sebagai pemimpin paling korup sepanjang sejarah.
Dominasi Soeharto, serta keluarganya, baru selesai saat krisis ekonomi menerjang pada 1997. Gerakan mahasiswa serta masyarakat sipil melengserkan rezim Soeharto pada Mei 1998.
Seperti ditulis Transparency International pada 2004, keseluruhan jumlah korupsi Soeharto serta keluarganya diprediksikan meraih USD 35 miliar atau sejumlah Rp 453 triliun. Hingga akhir hidupnya, Soeharto tidak pernah ada di pengadilan. Kontroversi diantara masyarakat selalu berlangsung menyangkut kehidupan mendiang orang kuat ini.