Rakyatmerdeka.co – Poros Cikeas yang terbagi dalam empat partai politik, termasuk juga Partai Demokrat sudah setuju mengusung Agus Y serta Sylviana M sebagai akan calon Gubernur DKI. Sayangnya, tak semuanya kader Demokrat tunduk pada putusan itu…
Sosok yang pertama kalinya mengungkap penolakannya yaitu mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut S. Dia tetap menjatuhkan dukungannya pada calon petahana Ahok…
Saya sekali Ahok tetap Ahok. Titik, ” tutur Ruhut S, Jumat…
Ada alasan yang disadari Ruhut tidak untuk tunduk pada partainya sendiri. Sebab, Agus Y bukan kader Demokrat…
Bos, Agus itu bukanlah kader Demokrat. Dia itu kader TNI, ” tutur Ruhut…
Menurut Ruhut, dipilihnya Agus cuma ambisi politik tanpa ada pikirkan kariernya di TNI. Agus sekarang ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebutkan bukan mustahil karier Agus di TNI bakal tamat…
Jangan lah lantaran ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Bila menang oke, saya salah. Namun bila kalah usai tidak dia? ” tegasnya…
Namun saya tidak kebayang bila Agus kalah dibunuh kariernya oleh partai yang saya banggakan, ” sambung anggota Komisi III ini…
Tidak cuma Ruhut, jejak sama juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono I. Dia mengambil keputusan mensupport pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang akan datang…
Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Y serta Sylviana M bersama anggota poros Cikeas yang lain yaitu PKB, PAN, serta PPP…
Menurut Hayono, Ahok-Djarot adalah pasangan serasi. Dia yakini pencalonan keduanya bukan sebatas untuk memperebutkan kekuasaan…
Rakyat DKI perlu kepemimpinan jenis Ahok. Yang saya saksikan dengan cara konkret beliau bukan sekedar melayani dengan hati, namun beliau bangun sistem layanan yang hebat hingga berpeluang besar memberantas korupsi serta menghormati usaha keras birokrasi DKI Jakarta, ” katanya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu pagi…
Dia menilai, dari ketiga pasangan yang bakal bertarung di Pilgub 2017, cuma Ahok-Djarot lah yang menurut dia telah siap. Pasangan lain berkesan diambil dengan cara mendadak, termasuk juga Agus Y serta Sylviana M yang diusung oleh Partai Demokrat…
Mesti saya katakan dengan cara jujur yang siap cuma Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tak disiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat namun saya baru tahu nama Agus H diserahkan. Saya berupaya mengerti ini, masalahnya dalam situasi keterdesakan atau emergency. Namun partai politik bertanggungjawab mendatangkan calon pemimpin dengan cara profesional, tak bisa dadakan, ” lanjutnya…
Hayono menyatakan deklarasi yang dikerjakannya sebagai seseorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ataupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia mengharapkan ketidaksamaan sikapnya dengan partai akan tidak jadi permasalahan…
Rakyat Jakarta memerlukan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam rencana serta teori. Dengan hal tersebut pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya ada sebagai pribadi. Tak ada permasalahan untuk saya tidak sama dengan partai saya. Hingga hari ini saya masih anggota Partai Demokrat meskipun pada pilpres tempo hari saya tidak sama sikap, ” tutupnya…