rakyatmerdeka.co — Mewabahnya virus corona membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Kemarin sore nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tembus Rp 14.500. Pukul 17.25 WIB, dolar AS yang tercatat bergerak di Rp 14.040-14.530. Ini merupakan posisi tertinggi dolar AS pada rupiah sejak awal tahun ini.
Sementara terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS di rentang Rp 13.565-14.530. Yang artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buah rupiah. Bank Indonesia (BI) sudah memborong Suray Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak di awal 2020. Hal ini dilakukan demi menahan adanya gejolak rupiah dari sentimen negatif yang didorong oleh penyebaran virus covid-19.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia yang mengatakan bahwa sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 1,08%. Menurut Perry, melemahnya ini masih dianggap lebih baik dari negara-negara yang lain.
“Negara yang lain relatif tergolong lebih rendah. Bath Thailand melemah 6,42% , won Korea melemah 5,07% , ringgit Malaysia melemah 2,91% , Singapore dolar melemah 3,76%,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta, pada Jumat (28/02/2020).
Akibat Virus Corona
Perry menjelaskan tentang kondisi pasar kuangan global yang memang tidak pasti. Karena menurutnya, investor asing yang ada di seluruh negara memprediksi dampak corona yang tidak hanya ada di kawasan Asia, melainkan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
“Inverstor global yang melepas investasi portofolio diberbagai negara, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Seperti Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Singapura dan Indonesia,” kata Perry. Hal ini terjadi maka juga akan berpengaruh pada nilai tukar dan harga saham.
Perry mengatakan, informasi modal asing pada SBN bulan ini sudah terjadi outflow atau keluar Rp 26,6 triliun secara netto. Untuk saham yang bernilai Rp 4,1 triliun. Kemudian di akhir Januari dan Februari, virus covid-19 menyebabkan SBN outflow Rp 11 triliun, saham outflow Rp 1,6 triliun. “Pengaruh virus corona yang ada di pasar keuangan ini bukan hanya di Indonesia saja,” ujar dirinya.
Dia juga menjelaskan akibat terjadinya hal ini membuat Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) menjadi turun juga sejak akhir Januari dan sekaran ada di posisi 5.650-an. Sedangkan jika pada rupiah ini membuat mata uang garuda melemah 1,08% sesuai juga data 27 Februari 2020 dan saat ini masih diperdagangkan pada level Rp 14.000.
Menurut Gubernur BI itu, pelemahan ini terjadi lebih rendah jika dibanding dengan mata uang yang lain seperti Won yang melemah 5,07%, Ringgit 2,91%, Dolar Singapura 3,76%, Bath melemah 6,42%.
“Lagi dan lagi virus corona itu yang memang berdampak pada perilaku investor global terhadap pemilik investasi diberbagai negara. Kita akan terus pantau ini,” jelas Gubernur BI.
BACA JUGA :