rakyatmerdeka.co — Nilai tukar rupiah yang sudah melemah ke Rp 15.962 per 1$ dolar AS atau sebesar 0,31 persen pada perdagangan pasar spot pada Jumat pagi (20/03/2020). Sebelumnya, posisi rupiah ini berada di Rp 15.912 per 1$ dolar AS pada perdagangan sore, Kamis (19/03/2020).
Pagi ini mayoritas mata uang di kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS. Terpantau dari, yen (Jepang) melemah 0,46 persen, dolar (Singapura) 0,17 persen dan ringgit (Malaysia) 0,14 persen.
Selanjutnya, bath (Thailand) yang turut melemah 0,10 persen dan lira (Turki) sebesar 0,05 persen. Di sisi lain, adanya penguatan terjadi pada won (Korea) sebesar 1,76 persen, dan peso (Filipina) 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kemudian dinegara maju pula, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada yang sama-sama menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,81 persen dan 0,12 persen, diikuti poundstreling Inggris yang menguat 0,40 persen. Sementara, hanya euro hang melemah sebesar 0,24 persen terhadap dolar AS.
Melemahnya rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh adanya faktor penyebaran virus corona yang secara masif dan telah dideklarasikan WHO sebagai pandemi Internasional,” kata Nafan.
Nafan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan resiko sistematis terhadap market. Diketahui, terdapat sebanyak 227 jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona di Indonesia pada Rabu (18/03/2020).
Sebanyak 125 kasus positif corona diantaranya berada di DKI Jakarta. Sementara, tercatat ada sebanyak 19 pasien yang dinyatakan meninggal dunia.
Disisi lain juga, Nafan mengatakan bahwa penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin tidak mendukung penguatan rupiah. Namun, hal tersebut yang masih diapresiasi seluruh elemen dalam rangka untuk mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi domestik di tengah-tengah kondisi ketidakpastian.
Lebih lanjut lagi, Nafan yang berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.217 sampai Rp 16.545 per 1$ dolar AS pada hari ini.