Rakyatmerdeka.co – News, Jakarta – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dianggap sejumlah pihak sedang melakukan manuver politik soal sejumlah pernyataannya.
Adapun sejumlah pernyataan Panglima TNI yang menuai polemik yakni ajakan untuk menonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30s/PKI (1984) dan soal kabar pembelian 5.000 senjata oleh institusi non-militer.
Tetapi, Gatot menepis bahwa apa yang dia lontarkan merupakan manuver politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Di sini (gedung DPR) tempat banyak orang politik. Kalau orang politik di sini, itu (menilai) bodoh yang saya lakukan. Konstituen saya pada kabur,”ucap Gatot.
Menurut Gatot, kalau sedang bermanuver politik, maka dia hanya akan menyampaikan pernyataan yang baik dan menarik simpati publik.
“Kalau saya berpolitik, “Oh kamu baik, PKI baik’. Baik semuanya,”sambung Gatot.
Sejumlah kritikan memang ditujukan kepada Panglima TNI. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik misalnya, yang menilai pernyataan Gatot soal pembelian senjata merupakan contoh manuver politik.
Menurut dia, pernyataan itu bisa dikatakan sebagai manuver politik yang sudah melewati batas.
“Kita semua perlu lebih tenang dan menjaga jarak dari manuver-manuver politik yang sudah melebihi batas kepatutan maupun Undang-Undang. Misalnya, manuver politik Panglima TNI Gatot Nyrmantyo,”ucap Rachland.
Tak jauh berbeda, Pengamat Pertahanan Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie meminta Gatot untuk pensiun dini dan bergabung ke partai politik. Connie menganggap, beberapa kali Gatot melakukan manuver yang membawa TNI berpolitik.
“Dalam harapan saya, stop lah Panglima TNI itu menggunakan baju seragam Panglima TNI membuat chaos semacam ini. Dia senang sekali menggunakan drama politik,”ucap Connie.