Rakyat Merdeka — Kepedihan publik Argentina atas kepergian legenda sepak bola mereka, Diego Armando Maradona, tiada tara. Pemerintah Argentina pun menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.
“Presiden Argentina telah memerintahkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang kepergian Diego Armando Maradona,” tulis pernyataan dari Pemerintah Argentina seperti dikutip dari TYC Sports.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez, juga mencuitkan foto ketika dia dan Maradona saling berpelukan.
Nos llevaste a lo más alto del mundo. Nos hiciste inmensamente felices. Fuiste el más grande de todos.
Gracias por haber existido, Diego. Te vamos a extrañar toda la vida. pic.twitter.com/pAf38sRlGC
— Alberto Fernández (@alferdez) November 25, 2020
“Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat dari semuanya. Terima kasih karena telah hadir di dunia ini, Diego. Kami akan merindukanmu selamanya,” tulis sang presiden dalam akun Twitter-nya.
“Semua pintu di negeri ini terbuka untuk Diego,” tutur Fernandez dalam sebuah dialog lanjutan dengan TYC Sports.
Wakil presiden Argentina, Cristina Fernandez, juga turut menyuarakan kepedihannya atas kepergian Maradona.
Mucha tristeza… Mucha. Se fue un grande.
Hasta siempre Diego, te queremos mucho. Enorme abrazo a sus familiares y seres queridos. pic.twitter.com/Fv8zhnL1V3— Cristina Kirchner (@CFKArgentina) November 25, 2020
“Banyak sekali kepedihan. Seorang yang hebat telah meninggalkan kita. Selamat jalan Diego, kami cinta kamu. Pelukan besar kepada seluruh keluarga dan mereka yang ditinggalkan,” cuitnya sembari memasang foto Maradona mengangkat Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Memasuki 2020, kondisi Diego Maradona memang memburuk.
Tiga hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-60, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu dilarikan ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter yang merawat Maradona mengungkapkan bahwa ia mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.
Tim dokter yang dipimpin oleh Dr Leopoldo Luque kemudian melakukan operasi terhadap Maradona pada awal November. Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah mewah di Tigre, Buenos Aires, untuk menjalani masa pemulihan dengan dikelilingi oleh sanak keluarganya.
Namun, Diego Maradona dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020).