Rakyatmerdeka.co – News Snack yang dinamakan ” Bikini ” atau Bihun Kekinian jadi perbincangan di sosial media. Makanan yang berbentuk bihun itu dinilai ada unsur pornografi.
Lantas siapa sesungguhnya pembuat camilan itu?
BPPOM Jawa Barat menerangkan, ” Bikini ” adalah tugas akhir lima peserta satu pelatihan non resmi enterpreneur di Geger Kalong, Bandung. Tugas akhir itu memperoleh nilai paling tinggi serta jadi juara.
” Lima orang berteman, ikut pelatihan. Jurusan enterpreneur. Untuk kebutuhan pelatihan enam bln. di Geger Kalong ini dibuatlah ‘Bikini’. Rupanya mereka juara, ” tutur Kepala BPPOM Jawa barat, Abdul Rahim di Bandung, Sabtu (6/8/2016).
Dari lima orang ini tidak satu pun orang Bandung. Tiga di antaranya peserta dari Kalimantan, satu berasal dari Sumatera, serta TW (19) dari Depok, Jawa Barat.
” Beres kursus, mereka kembali lagi daerahnya masing-masing, ” ucapnya.
Lantaran ke lima orang ini telah kembali pada daerah semasing, TW berinisiatif beli hak cipta ‘Bikini’. TW juga akhirnya memasarkan sendiri product itu dengan cara on-line.
” Belum tentu juga bisa dimaksud UKM, lebih ke product rumahan seperti itu. Bahkan juga awalannya di buat di kos-kosan, ” paparnya.
Produknya simpel. Bihun pabrikan digoreng lantas di beri bumbu serta dikemas dalam paket yang kontroversial itu.
” Pencantuman logo Halal serta nama rumah produksi untuk memberikan keyakinan customer. Dikarenakan aslinya, produsen tak mempunyai izin apa pun serta tak memiliki perusahaan berbadan hukum, ” katanya.
Abdul Rahim mengira, motif dari pelaku menggunakan paket seperti itu untuk keuntungan semata. Pelaku juga memikirkan berjualan on-line lebih aman.
” Bila diliat dari sosial media, keluarga telah memberikan nasehat. Namun mungkin saja ia memikirkan, penjualan dengan cara on-line susah dijamah, ” ucapnya.
BPPOM, Sabtu (6/8/2016) pukul 00. 15 WIB berbarengan petugas Polsek serta Koramil setempat menggerebek tempat produksi ” Bikini ” di Depok serta menyita tanda bukti, salah satunya 144 bungkus ” Bikini “.
BPPOM juga berjumpa dengan produsen Bikini.
” Kami masihlah dalami kasusnya. Bila pelaku sendiri belum ada yang diamankan lantaran itu bukan wewenang kami, ” tuturnya.
Abdul Rahman juga mengakui heran dengan pengelola pelatihan enterpreneur. Semestinya pengelola menerangkan mengenai beragam hal berkaitan perizinan, paket, serta yang lain.
” Kami bakal panggil pengelola (kursus) untuk dimintai keterangan, ” tutupnya