Rakyat Merdeka — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito, pada Senin (11/1/2021), mengumumkan bahwa izin darurat untuk vaksin Sinovac yang bernama CoronaVac sudah dirilis.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, ia mengatakan berdasarkan hasil uji klinis di Indonesia, Turki, dan Brasil, maka BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac tersebut.
“Oleh karena itu pada hari ini Senin tanggal 11 Januari 2021, BPOM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergensi untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin coronavac produksi Sinovac Biotech yang bekerjasama dengan PT Bio Farma,” kata Penny.
Penny mengatakan dari hasil uji klinik fase ketiga di Indonesia, tingkat efikasi vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen. Adapun hasil uji klinis di Turki menunjukkan tingkat kemanjuran CoronaVac mencapai 91 persen dan 78 persen di Brasil.
Hasil uji klinis di Indonesia ini, beber Penny, sudah sesuai persyaratan badan kesehatan dunia, WHO.
“Hasil tersebut sudah sesuai persyaratan WHO, minimal efficacy adalah 50 persen,” tegas dia.
Ia juga mengatakan bahwadata imunogenisitas vaksin Sinovac menunjukkan hasil yang baik. Penny mengatakan bahwa penyuntikan vaksin pada 14 hari itu membentuk antibodi sebesar 99,74 persen dan pada tiga bulan setelah penyuntikan menunjukkan hasil ceropisitif sebesar 99,23 persen.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah subjek yang memiliki antibodi selama tga bulan masih tinggi yaitu 99,23 persen,” ucapnya.
Penting dicatat bahwa meski hasil uji klinis Sinovac di tiga negara termasuk Indonesia sudah diumumkan, tetapi sampai saat ini belum ada data yang terperinci terkait uji-uji klinis tersebut. Hal ini berbeda jauh dengan vaksin-vaksin lain yang sudah mengantongi uji klinis, yang data-data rincinya terbuka luas untuk publik.