Rakyatmerdeka – News CUKUP sudah sepanjang 133 th. Ujung Kulon pernah diporak–porandakan oleh letusan gunung Krakatau. Peristiwa itu lebih kurang th. 1883. Vegetasi serta kehidupan yang ada di Ujung Kulon waktu itu hancur.
Tetapi efek letusan bikin alam jadi rimba belantara, satu tahun lebih lalu banyak diketemukan flora serta fauna yang hidup. Seseorang pakar Botani yang datang dari jerman, F. Junghun memperkenalkan Ujung Kulon saat ia temukan tumbuhan tropis.
Lalu th. 1991 United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) mengambil keputusan Ujung Kulon sebagai satu diantara situs warisan alam dunia lantaran habitat badaknya yang terancam punah.
Kesadaran warga di Ujung Kulon pada kepunahan badak menggerakkan mereka untuk mengajak masyarakat luas untuk perduli. Bentuk ajakan ini direalisasikan dengan bikin souvenir kayu berupa badak.
Pada awalnya, wisatawan inginkan oleh-oleh yang khas dari Ujung Kulon ini. Selanjutnya warga bekerja bersama dengan World Wildlife Fund (WWF), Dinas Kebudayaan serta Pariwisata Kabupaten Pandeglang beserta Balai Taman Nasional Ujung Kulon.
Hasil dari koordinasi apik ini warga memperoleh dukungan dari pemerintah satu rumah workshop yang jadikan untuk menghasilkan suvenir patung badak. Lalu dari WWF memberi kursus tehnis bagaimana bikin suvenir itu.
Dari seberang jalan yang digenangi air sesudah hujan, tampak satu bilik tempat tinggal kayu. Didalam tempat tinggal itu ada banyak pengrajin yang sibuk mengukir kayu.
Cinibung Wisata atau disingkat Ciwisata yaitu tempat di mana souvenir ini di produksi. Berdiri mulai sejak th. 2012 sampai saat ini masihlah produktif membuahkan souvenir asli dari Ujung Kulon.
Hasil oleh-oleh pengrajin yang berkhas badak mencakup gantungan kunci, pembatas buku, sumpit, tas serta yang paling disukai yaitu patung badak.
Pembuatan patung badak ini berbahan dari kayu sisa, hingga suvenir ini begitu “sustainable development”. Bahan kayu yang dipakai berjenis kacapi. Pembuatan suvenir badak mempunyai kerumitan spesifik, umpamanya badak yang menengok ke atas serta ke samping.
Untuk harga jual suvenir ini sangat terjangkau dari mulai beberapa puluh ribu sampai beberapa ratus ribu rupiah.
Awal mulanya ada 20 pengrajin yang menyemarakkan tempat ini. Tetapi mengembangnya jaman saat ini pengrajin cuma tinggal enam orang saja. Keadaan ini tidak mematahkan semangat Mardi (40), beliau merupakan ketua dari grup pengrajin patung badak di Ciwisata, Kertajaya, Sumur, Banten.