Rakyatmerdeka.co – News Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengakui mendapatkan laporan tentang terdapatnya kerusakan pada beberapa toilet di Gedung DPRD DKI. Walau sebenarnya, toilet itu di ketahui baru saja direnovasi pada th. 2014.
Ia juga menduga telah terjadi korupsi yang membawa dampak rendahnya kwalitas bangunan serta peluang terjadi bersamaan dengan timbulnya bebrapa biaya siluman pada th. yang sama. Walau demikian, ia menyebutkan bakal mengecheck dulu tentang laporan itu.
” Ini tuh seperti yang saya katakan di th. 2014 sangat banyak biaya yang mendadak muncul yang kami tidak tahu karena kan saat itu tidak pengen e-budgeting, ” kata dia di Balai Kota, Jumat (15/7/2016).
Menurut Basuki, tahun anggaran 2014 adalah th. terakhir sebelum saat Pemerintah Propinsi DKI mengaplikasikan e-budgeting. Atas dasar itu, ia mensinyalir pada masa itu sudah digunakan banyak oknum untuk menyelewengkan biaya.
” Memanglah oknum di kiri kanan begitu banyak. Eksekutif ada oknumnya enggak? oh penuh. Mark up disana penuh. Maka dari itu kan saya mulai berantem-berantem saat ingin e-budgeting, ” tutur Ahok.
Data Dinas Perumahan serta Gedung Pemerintahan menyebutkan biaya perbaikan toilet di Gedung DPRD pada th. 2014 mencapai Rp 50 miliar. Adapun kerusakan yang dilaporkan berlangsung umumnya pada westafel serta salah satunya kloset yang telah tidak berfungsi.