Rakyatmerdeka.co – Berita News – Lurah Pejagalan, Jakarta Utara, Maskur, menyatakan terdapatnya perbedaan data yang ditampilkan aplikasi Qlue dengan data yang diterimanya mengenai aduan yang tidak ditindaklanjuti.
Pada 1 Juni 2016, Qlue memperlihatkan 636 aduan yang tidak ditindaklanjuti Kelurahan Pejagalan atau masih bertanda merah. Sementara dari data yang diterimanya, Maskur mengatakan hanya terdapat sekitar 10 aduan yang masih bertanda merah atau yang belum ditindaklanjuti.
Ia memperlihatkan data yang ada di Qlue terkait aduan yang masuk ke Kelurahan Pejagalan. Di situ memang tampak tidak sebanyak yang dilaporkan Qlue. Maskur mengatakan, beberapa kali aduan yang sudah berwarna hijau atau sudah ditindaklanjuti justru kembali berwarna merah.
“Kemarin ada yang sudah kami kerjakan, terus balik merah. Kami menduga karena sistem, Kami bingung, kami sudah kerjakan, setiap kami sudah kerjakan kami foto dan kami laporkan, pada saat dikerjakan dan setelah dikerjakan,” ungkap Maskur, Kamis (2/6/2016).
Soal peringkat terendah dengan 44 poin, Maskur mengatakan hal itu terjadi karena memang banyak aduan yang salah sasaran, dan tidak sesuai dengan kewenangan kelurahan. Ia menyebutkan, sebuah aduan yang masih berwarna kuning atau masih diproses itu mengurangi poin kelurahan menjadi minus satu, sedangkan untuk laporan yang tidak ditindaklanjuti atau berwarna merah tidak mendapatkan poin.
Namun demikian, Maskur tidak menyalahkan ketidaksempurnaan sistem. Dia mengatakan dengan atau tanpa Qlue, pihak kelurahan akan bekerja dengan maksimal untuk menyelesaikan seluruh aduan warga Pejagalan.
Kelurahan Pejagalan berada di peringkat terbawah dalam rangking yang dikeluarkan Qlue. Kelurahan itu hanya mendapat 44 poin, dengan 636 aduan yang tidak ditindaklanjuti.