Rakyatmerdeka.co – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia menolak pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi pada hari Jumat (27/9). Aliansi BEM menuntut untuk mengadakan pertemuan terbuka yang bisa disaksikan oleh masyarakat dan juga media massa.
Menurut Muhammad Nurdiyansyah yang merupakan Koordinator Pusat Aliansi BEM Indonesia dalam keterangan tertulisnya, pertemuan ini harus berlangsung secara terbuka dan disaksikan langsung oleh publik melalui kanal TV nasional.
Ia juga mengujar bahwa sebenarnya tuntutan para mahasiswa bukanlah untuk bertemu dengan presiden, namun agar Presiden Jokowi memenuhi tuntutan para mahasiswa untuk mencabut pasal-pasal UU yang tidak masuk di akal.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa ingin agar Presiden Jokowi bisa menyikapi semua tuntutan dengan tegas dan juga tuntas. Nurdiansyah juga menuturkan bahwa para mahasiswa belajar dari proses dan tidak mau mereka menjadi alat untuk permainan para penguasa yang mengalami krisis legitimasi publik. Dimana, ini bisa menyebabkan substansi yang bersangkutan dengan beberapa tuntutan aksi yang diajukan mahasiswa menjadi terlupakan.
Kamis (26/9) kemarin, Jokowi mengatakan bahwa ia telah mengundang perwakilan mahasiswa BEM untuk berdiskusi secara tertutup di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Jumat (27/9).
Jokowi menuturkan bahwa ia juga menghargai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Ia mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk demokrasi di Indonesia.
Presiden Jokowi juga menambahkan jangan sampai unjuk rasa ini berakhir pada rusaknya fasilitas negara, berakhir anarkis, atau pun merugikan orang lain.