Rakyatmerdeka.co – News Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan bedanya ,menjabat sebagai pemimpin di kementerian serta menjabat sebagai pemerintah daerah padasaat membuka diklat kepemimpinan PNS tingkat III dan IV DKI di Gedung Tekhnis, Jalan Abdul Muis, Kamis (1/2/2018).
Anies, yang pernah menjabat di posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta lalu di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo, mengatakan, pemimpin di kementerian yaitu pembuat kebijakan publik (policy maker). Sementara pada posisi pemimpin daerah tidak cuma pembuat kebijakan, tetapi juga mewujudkan kebijakan (policy implementation). Karenanya, dia menyebutkan, pekerjaan pemimpin di dua intansi pemerintahan itu berbeda sekali.
” Saya merasakan pekerjaan di kementerian serta pekerjaan di kegubernuran lain sekali. Di kementerian, we are policy maker. Disini, ya, policy maker, ya, policy implementation, semua, ” kata Anies di Gedung Teknis, Jalan Abdul Muis, Kamis (1/2/2018).
Karenanya, dia meminta peserta diklat merubah pola pikir mereka. Anies tidak mau mereka berasumsi diklat itu menjadi prosedur umum yang perlu dilalui, namun jadi satu evaluasi yang menolong Pemprov DKI jadi policy maker serta policy implementation yang baik.
” Pendidikan latihan kepemimpinan itu perlu sekali, tidak bisa diremehkan. Jadi, yang ikut mesti serius. Jangan sampai anggap diklat itu hanya prosedur yang perlu dilalui. Jadikan ini sistem evaluasi yang perlu di ambil hikmahnya, ” tutur Anies.
Anies juga menyebutkan, sekarang ini syarat-syarat majunya satu negara telah berubah. Dulu diikuti dengan perkembangan industri, saat ini bangsa dimaksud maju bila menjadi bangsa pembelajar.
Anies menginginkan peserta diklat sesuaikan perubahan itu dengan jadi pembelajar juga.
” Bapak, Ibu tolong sadari kalau tiap tiap Anda merupakan pembelajar.