Rakyatmerdeka.co – News, Managing Director Mobile Marketing Association (MMA) Asia Pacific, Rohit Dadwal menyatakan kalau bersamaan dengan perubahan mobile advertising di Indonesia, hal semacam itu tidak bakal menggeser ada media konvensional seperti televisi ataupun bikin. Kehadiran mobile advertising malah lengkapi basis yang telah ada sekarang ini.
” Kehadiran mobile advertising bukanlah sebagai pesaing, jadi sebagai pelengkap yang telah ada, ” katanya pada awak media waktu acara MMA Komunitas di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (22/09).
Sekarang ini berdasar pada data yang dia punyai, spending biaya iklan untuk ke mobile advertising di Indonesia masihlah sedikit, sekitaran satu persen. Ini tidak sama jauh bila dibanding dengan media konvensional. Tetapi perlahan, kata dia, perusahaan akan memberikan biaya mereka ke mobile advertising. Di segi lain, bila lihat dari rata-rata spending biaya mobile advertising di Asia Pacific sekitaran 7-10 persen.
” Nanti dari 1 persen jadi 10-20 persen, ” tuturnya.
Masihlah rendahnya alokasi aplikasi iklan ke mobile dikarenakan sebagian aspek. Menurut Wendy Soeweno, Principal Partner Mindshare, beberapa aspek yang melatarbelakangi salah satunya penetrasi mobile phone, harga, serta pengukuran.
” Ini lantaran gerakan untuk teknologinya atau bagaimana langkahnya mengena ke audiens terutama di mobile phone itu masihlah belum sebanding dengan gerakan dari penetrasi dari mobile phone itu. Bila dihitung-hitung juga nih, harga nya juga masihlah lebih tinggi bila kita banding simpan iklan di televisi. Serta bila di mobile ini belum dapat diukur, ” katanya.