RAKYAT MERDEKA — Diperkirakan, Sri Mulyani tidak masuk dalam jajaran menteri kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Drajad Wibowo, selaku Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengatakan, tidak ada pandangan yang sama antara Sri Mulyani dan Prabowo.
“Tapi kalau saya sebagai ekonom membaca dan melihat memang chemistry Pak Prabowo dengan Mba Ani (sapaan akrab Sri Mulyani) enggak jalan,” ucapnya ketika berbincang dengan media, Senin (19/2).
Akan tetapi, Drajat menyebut, hingga saat ini belum ada susunan kabinet yang siapkan, terutama di bidang ekonomi. Sebab, hingga kini belum ada pertemuan dari para ketua partai politik.
Dia mengatakan, nantinya susunan kabinet disusun usai adanya diskusi antar partai politik (parpol).
Dari diskusi tersebutlah kemungkinan akan dilakukan pengumuman resmi hasil Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Biasanya akan ada pembicaraan, kalau sekarang mereka sering bertemu, Pak Prabowo, Pak Airlangga, Bang Zul (Zulkifli Hasan), dan sekarang ada Mas AHY (Agus Yudhoyono) kan. Pasti nanti akan ada pembicaraan dan pengaturan berapa yang parpol dan berapa nonparpol,” terangnya.
Drajat mengungkapkan, Prabowo menginginkan ‘gerbong-nya’ diisi oleh orang-orang yang memiliki misi sama dalam memajukan Indonesia.
“Tapi pada intinya, Pak Prabowo mengatakan siapa saja yang ingin membantu Indonesia, maka akan masuk (tim kabinet). Tapi kembali lagi, semua keputusan presiden yang dilantik nanti,” ungkapnya.
Seperti diketahui, berdasarkan real count atau hasil hitung sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dibandingkan dua paslon lain .
Dari 65,49 persen suara yang sudah masuk per 17 Februari 2024 pukul 16.00 WIB, Prabowo-Gibran meraup 48,18 juta atau 57,83 suara penduduk Indonesia.
Kemudian perolehan suara kedua terbanyak diraih oleh paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan 20,43 juta atau 24,53 persen suara.
Lalu, paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang memperoleh 14,69 juta atau 17,64 persen suara dari total suara yang tercatat.