RAKYAT MERDEKA — Sejumlah desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami rusak ringan akibat gempa magnitudo 3,5 pada Minggu (11/6) siang.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo menyebut, dari data sementara yang dilaporkan petugas, rumah rusak akibat gempa ada di Desa Sarampad, Cibulakan dan Benjod, Kecamatan Cugenang dan Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Di mana sebagian besar rusak ringan dan jumlahnya lebih dari 15 unit rumah.
“Sebagian besar rumah yang baru dibangun mengalami rusak ringan, mulai dari retak halus dan kasar serta kaca rumah pecah, belum ada laporan rumah rusak sedang dan berat. Sebagian besar pemilik rumah sempat bertahan di luar rumah menghindari gempa susulan,” ujarnya.
Rudi mengatakan telah menyebar puluhan petugas dibantu Relawan Tangguh Bencana (Retana) untuk masing-masing desa di Kecamatan Cugenang, Pacet, Cianjur, dan Kecamatan Warungkondang. Yang mana mereka akan melakukan pendataan dan mengimbau warga untuk tidak panik dan tetap siaga dengan cara keluar dari rumah saat gempa kembali terjadi.
Pusat Gempa
Menurut informasi dari BMKG, gempa yang terpusat di Sesar Cugenang tepatnya di Desa Sarampad, sebelumnya terjadi pada pukul 9.00 WIB dengan kekuatan magnitudo 1,7. Akan tetapi, gempa tersebut tidak terlalu dirasakan warga terutama di pusat gempa.
Lalu, gempa kembali terjadi pada pukul 11.15 WIB yang dirasakan warga di seluruh wilayah utara dan kota Cianjur.
“Dua kali gempa terjadi pada Minggu pagi dan menjelang siang, diperkirakan gempa yang terjadi tidak merusak, karena pergeseran di Sesar Cugenang. Namun, pendataan masih kita lakukan untuk memastikan dampak gempa yang baru kali ini dirasakan cukup kencang setelah gempa 5,6 magnitudo November 2022,” tutur Rudi.
Sementara itu, warga di beberapa desa di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, memilih membuat tenda di depan rumah guna mengantisipasi gempa susulan.
Mereka mengaku masih trauma dengan gempa besar tujuh bulan lalu yang merusak puluhan ribu rumah di 16 kecamatan di Cianjur.
“Untuk antisipasi malam hari, karena takut ada gempa susulan, kami bangun kembali tenda di depan rumah untuk sementara,” ujar Morsal, seorang warga Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang.
Ketika gempa terjadi pada pukul 11.15 WIB, beberapa warga di Cianjur berlarian keluar bangunan, sebab guncangan sangat terasa.
“Cukup kencang terasa setelah tidak merasakan gempa besar selama 5 bulan terakhir. Sekitar empat detik gempa terasa cukup besar dan kami berhamburan keluar rumah,” ungkap ibu rumah tangga warga Desa Nagrak, Gina Rohmawati.
Hal serupa juga diungkapkan Morsal di Kecamatan Cugenang. Dia mengatakan, sebagiamn besar warga yang sudah kembali ke rumah kembali dikejutkan dengan gempa yang cukup kencang. Mereka pun kembali berhamburan keluar rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Sekitar 6 rumah mengalami kerusakan mulai dari retak dan kaca pecah. Sudah pasti trauma karena warga masih teringat gempa 5.6 magnitudo bulan November tahun lalu yang menyisakan duka,” katanya.
Kini, banyak warga yang memilih bertahan di luar rumah, sebab takut gempa susulan kembali terjadi. Apalagi pusat gempa terdapat di wilayah Sarampad yang lebih dikenal dengan Sesar Cugenang.
“Sebelum gempa kami sudah merasakan hawa yang berbeda dua hari sebelumnya, sehingga saat malam banyak warga yang tidur di luar rumah,” ujarnya.
Pendataan Kerusakan Gempa
Herman Suherman, Bupati Cianjur mengungkapkan, sudah meminta dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk melakukan pendataan kerusakan akibat gempa yang terjadi menjelang siang tersebut.
Untuk laporan sementara itu sendiri, kerusakan ringan dialami sejumlah rumah yang baru dibangun di Kecamatan Cugenang dan Cianjur,.
“Kami masih menunggu laporan pasti dari petugas gabungan yang sudah disebar ke sejumlah wilayah untuk melakukan pendataan. Laporan sementara tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat gempa 3,5 magnitudo,” ungkapnya.
Bupati Cianjur juga meminta warga tidak panik tetapi tetap waspada, segera keluar rumah saat terjadi gempa guna menghindari hal yang tidak diinginkan.