Rakyat Merdeka — Para ahli khawatir anak-anak yang tertular Covid-19 bisa mengalami masalah kesehatan jangka panjang yang melumpuhkan. Di Inggris sekitar 74.000 anak sudah terjangkit Covid-19.
Gejala berupa sakit kepala, kelelahan, kabut otak, nyeri otot, kejang, dan kelumpuhan. Namun, sebagian besar anak-anak yang tertular Covid-19 tidak mengalami gejala atau efek jangka panjang.
Seorang ibu, Nichola Careless, mengatakan putranya yang berusia 12 tahun, Mani, telah “berubah dari suka bermain rugby dan sepak bola menjadi duduk di kursi roda” setelah tertular Covid-19 pada September.
Charlie Mountford-Hill mengatakan kelima anaknya menderita sakit jantung, masalah pernapasan, ruam, mimisan dan sariawan dan “bukan anak yang sama” lagi.
Para ahli menginginkan program vaksin virus corona untuk anak-anak dan tindakan baru di sekolah ketika murid kembali pada Maret di Inggris, dan setelah setengah semester di Skotlandia dan Wales.
Sebuah studi dari Kantor Statistik Nasional menemukan 15 persen dari 12-16 tahun dan 13 persen dari mereka yang berusia 2-11 tahun masih memiliki gejala 5 pekan setelah tes Covid-19 positif.
Anthony Costello, seorang dokter anak dan mantan direktur di WHO, mengatakan “banyak hal yang harus dikhawatirkan” dan separuh dari anak-anak dapat mengembangkan Covid-19, kecuali mereka divaksinasi.
Costello berkata, “Ada 19 juta anak. Jika kita membiarkan mereka tetap tidak divaksinasi dan setengahnya terinfeksi, itu berarti 9,5 juta.”
“Jika 15 persen mengalami gejala berkepanjangan, itu bisa berarti 1,3-1,5 juta,” ujarnya.
NHS menawarkan pemeriksaan untuk orang dewasa dengan gejala yang sedang berlangsung, tetapi tidak untuk anak-anak.
Nichola (44 tahun) menceritakan bagaimana anaknya, Mani, dirawat di rumah sakit dengan rasa sakit yang luar biasa sehingga dia “lumpuh dari leher ke bawah”.
Dia menambahkan, “Dia berkedut, memiliki ruam di sekujur tubuh, wajahnya memerah dan kulit terkelupas dari tangan dan kakinya.”
Seorang konsultan memberitahu keluarga Mani, dari Newcastle, mungkin mengidap Long Covid. Charlie (37 tahun) dari Milton Keynes, berkata dia “berubah selamanya” dengan melihat anak-anaknya Mimi (5 tahun) Indy (10 tahun), Beck (12 tahun), Emmett (8 tahun) dan Nico (15 tahun), menderita Long Covid.
Sammie Macfarland, dari kampanye Long Covid Kids, mengatakan itu adalah “roulette Rusia” untuk mengetahui dampak buruk anak-anak yang tertular Long Covid.
Dia berkata, “Ada 1.200 anggota kelompok kami dan 76 persen anak-anak tidak sehat sejak gelombang pertama, tetapi orang tua tidak dianggap serius.”
“Mereka diberi tahu bahwa anak-anak mereka mengalami kecemasan, mirip gejala,” ucapnya.
Penyebabnya tidak jelas, tetapi para ilmuwan telah menemukan beberapa pasien memiliki antibodi yang menyerang jaringan mereka sendiri.
NHS menawarkan pemeriksaan untuk orang dewasa dengan gejala yang sedang berlangsung, tetapi tidak untuk anak-anak.
Gabriel Scally, profesor tamu kesehatan masyarakat di Universitas Bristol, mendesak Pemerintah untuk mulai vaksinasi Covid-19 kepada anak di bawah 18 tahun untuk melindungi otak dan tubuh mereka yang “masih berkembang”.