Rakyat Merdeka — Total empat ledakan tak disengaja yang mengguncang kamp militer di Guinea Ekuatorial pada Minggu (7/3/2021), menewaskan sedikitnya 20 orang dan membuat 600 lainnya luka-luka.
Video yang ditayangkan TVGE menunjukkan gedung-gedung terbakar dan rata dengan tanah, dalam radius yang luas di sekeliling kamp Nkoa Ntoma, ibu kota perekonomian Bata.
Kepulan asap hitam pun membubung tinggi ke langit.
Anak-anak dan orang dewasa terlihat diselamatkan dari puing-puing reruntuhan, dan di rumah sakit Bata pasien yang terluka terbaring di lantai menunggu perawatan.
Kementerian Kesehatan dalam twitnya mengingatkan, masih banyak warga yang bisa jadi masih tertimpa reruntuhan.
Presiden Teodoro Obiang Nguema mengatakan, insiden itu terjadi setelah petani membiarkan api berkobar di luar kendali, yang kemudian menyambar bahan peledak yang tidak disimpan dengan baik di kamp militer.
“Kota Bata menjadi korban kecelakaan akibat kelalaian unit yang bertugas menyimpan bahan peledak, dinamit, dan amunisi di kamp militer Nkoa Ntoma,” kata Obiang Nguema dikutip dari kantor berita AFP.
“(Pangkalan militer) terbakar karena pembakaran tunggul di ladang mereka yang akhirnya membuat depot-depot ini meledak beruntun.”
Kementerian Pertahanan menyebutkan, korban tewas sedikitnya 20 orang dengan sekitar 600 orang terluka.
Memohon bantuan internasional
Obiang Nguema pun memohon bantuan internasional untuk mengatasi bencana ini, karena Guinea Ekuatorial dilanda krisis ekonomi akibat anjloknya harga bensin dan pandemi Covid-19.
Bata adalah kota terbesar di negara Afrika tengah yang kaya minyak dan gas itu. Sekitar 800.000 dari 1,4 juta populasi Guinea Ekuatorial berada dalam kemiskinan.