Rakyatmerdeka.co – News Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selalu menggiatkan sosialisasi menolak politik uang pada pemilihan kelapa daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan dengan cara serentak pada Februari 2017.
Spanduk sepanjang lebih dari 200 mtr. di gelar di depan kantor Bawaslu, di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, waktu aktivitas car free day (CFD), Minggu (14/8/2016).
Masyarakat disuruh untuk membubuhkan tanda tangan mereka sebagai bentuk penolakan pada politik uang.
Orang-orang telihat minat menandatangi pernyataan penolak itu.
Asifa, warga Cakung, Jakarta Timur ini mengaku sangat menentang politik uang yang kerap terjadi waktu pemilihan berlangsung.
Asifa mengakui dia pernah jadi tim sukses salah satunya calon legislatif beberapa tahun lalu.
Dia juga lihat langsung banyak tim sukses yang berniat membagi-bagikan duit waktu pemilihan.
” Mudah-mudahan untuk Pilkada nanti tidak seperti itu, ” tutur Asifa.
Wargalainnya, Latif yang datang dari Jakarta Selatan menyampaikan, Bawaslu mesti lebih sigap mengawasi setiap kecurangan yang ada waktu Pilkada berjalan.
Satu diantara yang kerap ditemuinya yakni berkaitan beberapa bagi duit waktu Pilkada.
Latif mengakui pernah menolak langsung waktu seseorang oknum masyarakat membagi-bagikan duit untuk memintanya pilih salah satunya pasangan calon.
” Saya tolak, saya katakan bila miliki pilihan. Bila ingin menang mesti jujur dong, ” tutur Latif.
Baim, salah tim Bawaslu dari Sulawesi Utara tanpa malu mengajak masyarakat yang melintas di sepanjang jalan itu untuk menandatangi spanduk itu.
Menurutnya, masyarakat mesti di beri pemahaman berkaitan berbahayanya bila mereka pilih pemimpin daerah dengan iming-iming duit.
” Masyarakat mesti diberikan sosialisasi supaya pilih pemimpin bukanlah lantaran duit, lantaran nanti akan membuahkan pemimpin yg tidak baik, ” tutur Baim.
Walau banyak masyarakat yang ketertarikan membubuhkan tanda tangan mereka, banyak pula orang-orang yg tidak perduli, bahkan juga dengan sadar menginjak-injak spanduk itu.